Oleh KEDUNG DARMA ROMANSHA
katamu rindu terbuat dari hati yang kebocoran
membasahi bajuku yang lama tergantung di tiang jemuran
sejak penyair adiluhung meramalkan ratu adil
dan kita beramai-ramai membicarakannya sebagai kebenaran.
katamu penyair serupa nabi
tapi puisimu hanya sanggup meniup-niup hati yang memar
menjadi balon-balon yang meletus di udara
lalu hilang seperti kentut.
penyair itu terbuat dari hati yang patah
dan mereka rela mengikuti hati yang patah
dan betapa kedunguan melanda masyarakat +62.
penyair hari ini mabuk hanya dengan segelas kopi dan senja
teler dan meracau di mana-mana.
lalu ketika ditanya,
’’Siapa kamu?’’
’’Akulah penyair!’’
’’Di mana puisimu?’’
’’Puisiku di mana-mana.’’
’’Di mana?’’
’’Di dalam hati yang kesepian.’’
’’Di mana alamatnya?’’
’’Di mana-mana.’’
katamu penyair bisa mengubah dunia
tapi puisimu cuma like and comment
nyangkut dalam jaring laba-laba.
katamu penyair seperti semut yang membawa air
untuk memadamkan api yang membakar Ibrahim.
tapi semut adalah semut
nabi adalah nabi
jangan halu.
katamu puisi sanggup menggerakkan perut yang lapar
sementara laparmu tidak bergerak ke mana-mana
tidur dalam keputusasaan.
penyair hari ini cuma ghosting
yang dikejar-kejar ketidakadilan.
penyair hari ini cuma kamu yang bisa mendefinisikan
lainnya salah semua.
Jogja, 2021
—
#SaveNokIti
tubuh ini bukan milik siapa-siapa
dan milik siapa-siapa.
kau bisa menemukanku di ponsel yang retak
di barcode makanan
di karung beras bansos pemerintah
di toa masjid
di pamflet-pamflet kampanye
dan di dalam hiruk pikuk kesunyian.
tapi kau tak akan pernah
memilikiku sepenuhnya.
kau bisa melihatku di baliho-baliho pemilu
kau bisa melihatku di karaoke pinggir jalan
sebab tubuhku milik siapa-siapa
dan bukan milik siapa-siapa.
aku tak pernah memihak pada siapa-siapa
aku memihak padamu yang kesepian
di layar ponsel yang retak.
jadi jangan cemburu pada tubuhku yang bukan lagi milikmu.
jangan cemburu padaku
sebab baliho pemilu, tempat pembelanjaan, tidak gratisan.
jangan marah padaku
kita sama-sama korban ghosting pemerintah
yang lama tak mudik pulang ke rumah.
kau salah. bukan aku yang mencuri uangmu
yang mencuri uangmu maling negara
tapi kau jangan bilang, nanti ditangkap.
penjara tak enak bagi orang melarat sepertimu.
Jogja, 2021
—
Dulatip Ketiban Serban Kaji Daspan
Dulatip boleh senang
ketika lilitan nasibnya dikendurkan Kaji Daspan.
Dulatip boleh bahagia
sebab kebahagiaan mahal harganya.
kebahagiaan adalah makhluk halus
yang menclok di Android, TV, motor, mobil,
uang, emas, pakaian, dan hal-hal yang disenangi.
itulah kenapa Dulatip boleh senang.
sebab kesenangan jarang mampir di rumahnya
yang mirip kandang sapi.
bohong jika orang bilang bahagia itu sederhana
sebab mereka bukan Dulatip.
congor mereka lebih mirip iklan obat kuat
nempel di mana-mana.
Dulatip berhak bahagia
karena itu ia membagi kebahagiaan pada Kaji Daspan.
kebahagiaan Kaji Daspan adalah senyuman,
senyuman anak Dulatip yang nempel di feed Instagram,
senyuman anak Dulatip yang gemar main TikTok dan goyang bumerang.
senyuman adalah iklan paling baik
untuk krim pemutih kulit.
begitulah senyuman dan kebahagiaan
yang kini terpancar di wajah Kaji Daspan
saat menikahi siri anak Dulatip
yang setiap malam membuat ranjangnya bergoyang—
membuat jantung ibunya berguncang
karena goyangan penyanyi dangdut yang menyanyikan lagu kesedihan
yang bagi Dulatip telah minggat dari rumahnya.
Jogja, 2021
—
KEDUNG DARMA ROMANSHA
Bersama kawan-kawan muda Indramayu mendirikan komunitas ”Jamaah Telembukiyah” yang bergerak di bidang sastra dan sosial. Salah satu yang pernah dilakukan komunitas tersebut adalah mengajar ngaji anak-anak PSK.
Komentar