Referensinews.com – Polemik pengajuan proposal Taekwondo oleh siswa SMUNSA 1 Terbangibesar turut menui sorotan tajam dari Lembaga Kebijakan Publik Lap@kk Lampung.
Menurut Ketua Lembaga Kebijakan Publik Lap@kk Lampung Nova Handara, dana BOS sudah semestinya dianggarkan untuk kegiatan estrakurikuler. Untuk itu, pihaknya mempertanyakan berapa besar dana BOS untuk kegiatan sekolah dan berapa besar serapan untuk dana kegiatan Ekstrakurkuler.
“Ini menjadi ironis ketika siswa yang berprestasi terkesan tidak didukung pihak sekolah, dengan alasan miskomonikasi. Kenapa jauh hari tidak dicarikan jalan keluarnya?” sesalnya.
Jangan, sambung dia, ketika sudah ramai baru ada tindakan. “Oleh sebab itu kita dari Lembaga Pemantau Kebijkan Publik LSM Lap@kk Provinsi Lampung akan melaporkan persolan tersebut ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung serta Inspektorat Provinsi Lampung, supaya persolan tersebut terang benderang,” ucapnya.
Pihaknya juga akan melaporkan persoalan tersebut ke Komisi V DPRD Lampung yang membidangi pendidikan.
“Harapannya Dinas Pendidikan Provinsi Lampung juga memanggil kepala sekolah SMUNSA 1 Terbangibesar. Dan pasti akan kita kawal terus peroalan ini sampai tuntas,” tegas Nova Handra.
Sampai saat ini, lanjut dia, belum ada pertemuan yang diinisiasi pihak sekolah SMUNSA 1 Terbangi Besar untuk membahas permasalahan tersebut.
“Kepala Sekolah SMANSA 1 Pak Haryono pernah berkomunikasi dengan salah satu orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya pada 16 April 2022. Haryono mengatakan akan mengundang ortu siswa untuk membahas permasalahan ini. Lalu dijawab ortu siswa bahwa intinya ortu siswa siap-saja,” ucapnya.
Akan tetapi, lanjut Nova, ortu siswa meminta kepada sekolah, khususnya kepala sekolah jangan hanya mengundang ortu siswa yang mengajukan proposal taekwondo saja, namun juga beberapa pihak lainnya.
Meliputi, 6 siswa yang mengajukan proposal tempo hari; ortu ke-6 siswa tersebut; seluruh ketua ekstra kulikuler; Ketua OSIS; Dinas Pendidikan Provinsi Lampung; Inspektorat Provinsi Lampung; hingga media.
“Tujuannya agar permasalahan jangan berlarut dan bisa transfran terhadap penggunaan dana dan akuntable. Akan tetapi sampai dengan saat ini kepala sekolah terkesan cuek dan masa bodoh untuk menanggapi masalah ini. Mungkin dianggap persaolan ini persoalan sepele, sehingga diabirakan saja,” ujar orang tua murid tersebut.
Sementara, saat awak media mencoba mengkonfirmasi via WhatsApp, pesan yang dikrim meski sudah dibaca namun tidak dijawab Kepala Sekolah SMUNSA 1 Terabangi Besar. (rls/rn1)
Komentar