Referensinews.com – Polemik proposal enam atlet Taekwondo di SMAN 1 Terbanggibesar, Lampung Tengah, belum kunjung usai.
Sampai kini, enam orang tua siswa atlet Taekwondo SMAN 1 Terbanggibesar masih menunggu sikap kepala sekolah guna menyelesaikan adanya miskomunikasi terkait pengajuan proposal.
Salah satu orang tua siswa kepada awak media mengatakan, Kepala SMAN 1 Terbanggibesar, Haryono pernah menghubunginya via televon. Dengan maksud menyampaikan permintaan maaf atas terjadinya miskomunikasi tersebut.
Dan, pihak sekolah menyatakan akan menemui perwakilan orang tua siswa untuk duduk bersama menyelesaikan perihal tersebut.
“Beliau (Kepala SMAN 1 Terbanggibesar) mengatakan akan bersilaturahmi. Tapi sampai saat ini kepala sekolah belum menemui kami. Alasannya sedang ada bimtek di luar daerah,” ungkap salah satu orang tua siswa yang mengaku dihubungi Haryono pada 1 April 2022 malam.
Salah satu orang tua siswa lantas menilai ada kejanggalan yang terjadi. Di mana, sepengetahuan dia, bimtek yang diikuti kepsek dilaksanakan sejak 5 sampai 8 April 2022.
“Tapi mengapa Pak Haryono mengatakan tentang urusan Waka Kesiswaan (Bapak Agus) serta staf yang menangani tentang proposal tersebut (Bapak Norman) itu urusan saya yang membina dan menasihati,” ungkapnya menirukan Haryono yang menghubunginya via telepon terhadap orang tua siswa.
Di mana, lanjut dia, agak janggal lantaran sepengetahuan mereka bimtek tersebut dilaksanakan 5-8 April 2022. “Mengapa saudara Haryono sudah berada di Semarang sejak 1 April 2022?,” herannya.
Lalu, pada 2 April 2022 Haryono mengutus sejumlah orang menemui pelatih taekwondo untuk bernegosiasi agar masalah ini dingin dan lomba kejuaraan bisa atas nama sekolah.
Namun, kata dia, pelatih mengaku sudah tidak bisa lagi karena pelaksanaan lomba telah dilaksanakan dan para siswa sudah mengikuti kejuaraan atas biaya pribadi masing-masing.
Orangtua siswa tersebut mengatakan, Kepala SMAN 1 Terbanggibesar Haryono diduga mengabaikan masalah tersebut.
“Kami menduga ada kerjasama dalam pemanfaatan dana ekstra kurikuler yang memang itu adalah hak para siswa-siswa ada di sekolah tersebut. Apalagi murid -murid merupakan aset dan mempunyai potensi, karena sering menjuarai kejuaraan di tingkat daerah maupun nasional,” ujarnya.
Sementara Lembaga Kebijkan Publik Lap@kk Lampung Nova Handara mempertanyakan Dana Bos sekolah yang dialokasikan untuk kegiatan sekolah dan serapannya untuk dana kegiatan ekstrakurkuler.
“Ini menjadi ironis siswa berprestasi tidak didukung pihak sekolah alasan miskomonikasi kenapa jauh hari tidak dicarikan jalan keluarnya. Jangan sudah ramai baru ada tindakan. Makanya kami minta Kadisdik Provinsi Lampung Bapak Sulpakar dan Inspektorat turun mengavaluasi kinerja kepala sekolah,” kata dia geram.
Sementara pihak wartawan yang mencoba mengkonfirmmasi Kepala Sekolah SMAN 1 Terbanggi Besar Haryono belum direspon hingga berita ini diterbitkan. (rls/rn1)
Komentar