Referensinews.com – Wacana Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) menata ulang ruang kerja dan ruang rapat gedung A mendapat kritisi. Bagaimana tidak, total anggaran mencapai Rp6,5 miliar.
Bentuk kritisi salah satunya datang dari Anggota Komisi X DPR RI Mustafa Kamal. Ia meminta Mendikbudristek menunda renovasi tersebut. Pasalnya, ia beranggapan hal itu bukan prioritas meningkatkan kualitas Pendidikan di masa pandemi Covid-19.
“Renovasi ruangan dengan anggaran sebesar itu bukan prioritas saat ini. Seharusnya Mendikbudristek lebih fokus mencari terobosan baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran anak bangsa,” kata Mustafa, Sabtu (11/9/2021).
Sebaliknya, Mustafa meminta Mendikbudristek menjadi pelopor dalam kepekaan menghadapi krisis di pemerintahan. Semisal dengan mengalihkan anggaran yang tidak prioritas untuk fokus meningkatkan kualitas sekolah-sekolah di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) –yang sampai saat ini masih banyak belum teraliri listrik.
“Pemerintah seharusnya lebih berempati kepada rakyat. Dari data yang Kemendikbud sampaikan saja, terdapat 30 persen dari sekitar 40.000 SMP belum memiliki akses listrik. Lebih baik dialihkan untuk upgrade fasilitas-fasilitas sekolah di daerah-daerah tersebut,” ujar Politisi PKS ini.
Sebelumnya Plt. Kabiro Kerja sama dan Humas Kemendikbud Anang Ristanto menjelaskan, renovasi tersebut adalah dampak dari Perpres Nomor 62 Tahun 2021. Perpres itu, menurutnya mengamanatkan penggabungan unsur Riset dan Teknologi ke dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Renovasi yang dilakukan pada keseluruhan lantai 2 Gedung A Kemendikbudristek itu untuk menyiapkan ruangan para pejabat baru. Pun untuk tim kerjanya, sekretariat tata usaha pimpinan, hingga ruang kerja staf khusus menteri. Juga sebagai ruangan menteri yang menghadirkan lingkungan kerja aman dan sesuai dengan protokol kesehatan. (rn1)
Komentar